ntanrahmah

A great WordPress.com site

Pandangan Hidup dalam Islam

Leave a comment

 

Manusia Sebagai Khalifah

Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.

Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“. (Q.S. Al-Baqarah: 30)

Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah.

Pada hakikatnya, kita menjadi khalifatullah secara resmi adalah dimulai pada usia akil baligh sampai kita dipanggil kembali oleh Allah. Manusia diciptakan oleh Allah di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Lantas, apakah manusia ketika berada di dalam rahim ibunya tidak menjalankan tugasnya sebagai seorang hamba? Apakah janin yang berada di dalam rahim itu tidak beribadah?

Pada dasarnya, semua makhluk Allah di atas bumi ini beribadah menurut kondisinya. Paling tidak, ibadah mereka itu adalah bertasbih kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah:

Yushabbihu lillahi ma fissamawati wama fil ardh.

 

Bebatuan, pepohonan, gunung, dan sungai misalkan, semuanya beribadah kepada Allah dengan cara bertasbih. Dalam hal ini, janin yang berada di dalam rahim ibu beribadah sesuai dengan kondisinya, yaitu dengan cara bertasbih. Ketika Allah akan meniupkan roh ke dalam janin, maka Allah bertanya dulu kepada janin tersebut. Allah mengatakan “Aku akan meniupkan roh ke dalam dirimu. Tetapi jawab dahulu pertanyaan-Ku, baru Aku akan tiupkan roh itu ke dalam dirimu. Apakah engkau mengakui Aku sebagai Tuhanmu?” Lalu dijawab oleh janin tersebut, “Iya, aku mengakui Engkau sebagai Tuhanku.”

 

Tujuan Ibadah

Tujuan ibadah ada dua (baik itu ibadah mahdhah, maupun ibadah ghairu mahdhah). Pertama, untuk mencapai kesenangan hidup di dunia. Kedua, untuk mencapai ketenangan hidup di akhirat. Atau secara sederhananya yaitu untuk mencapai kesenangan dan ketenangan dunia dan akhirat. Berbagai macam kesenangan dunia kita lakukan tak lain adalah untuk meraih kesenangan dan ketenangan akhirat. Misalkan bekerja. Dengan bekerja, maka seseorang akan mendapatkan uang. Dengan uangnya tersebut, maka ia akan mendapatkan kesenangan dunia, dan juga akan semakin memudahkannya untuk melakukanibadah mahdhah, misalkan berzakat ataupun menunaikan ibadah haji.

 

Menggapai sukses dalam Pandangan Islam

Sukses dalam hidup pandangan islam yaitu dapat menggapai fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah, keselamatan di dunia dan kebahagiaan (selamat di akhirat) dan dalam menggapai keselamatan di dunia tentunya dengan taat menjalankan perintah Allah dan berusaha menjauhi segala larangan-larangan allah. Tidak sedikit di jaman sekarang orang yang ingin meraih kebahagiaan di dunia dengan melakukan segala cara-cara yang dilarang oleh hukum agama dan juga tidak di betulkan menurut hukum negara dan hukum adat.

Orang kebanyakan mengartikan kebahagian adalah dengan terbebasnya dari segala permasalahan dan ujian, itu adalah pemikiran yang salah karena dunia adalah tempat ujian dan cobaan, dan tempatnya kebahagian adalah ada dalam ujian dan cobaan, contohnya saat kita menghadapi tes ujian di sekolah, ternyata hasil dari ujian itu kita dinyatakan lulus dan mendapat peringkat, pasti rasa bahagia itu tidak bisa di gambarkan dan tidak bisa di bayar dengan materi. Itu adalah sebagai contoh kecil.

Islam mengajarkan kepada kita dalam menggapai kebahagian (sukses hidup) didunia dan di akhirat sesuai dengan firman Allah  dalam surat al-ashr ayat 1-3  di atas bahwa “sesungguhnya manusia itu ada dalam kerugian kecuali orang yang beriman dan yang beramal saleh yang saling menasehati dalam menaati kebenaran dan kesabaran.

Semoga kita menjadi golongan orang yang beriman dan yang beramal soleh yang saling menasehati dalam ketaatan kepada Allah SWT. amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

http://thenafi.wordpress.com/2008/06/13/pandangan-hidup-manusia-menurut-islam/

http://petualang-web.blogspot.com/2012/04/menggapai-sukses-hidup-dalam-pandangan.html

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tanggapan

Pada dasarnya kita sebagai manusia sudah jelas mengetahui bahwa kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan. Apabila ada orang yang  menyesal karena merasa  tidak bahagia itu disebabkan karena tidak mau mencari sumber kebahagiaan itu sendiri.

 

 

Saran

Marilah kita sebagai umat muslim berlomba-lombalah dalam hal kebaikan, karena kita hidup didunia ini hanya sementara. Dalam kehidupan kita di masyarakat banyak hal yang bisa kita perbuat untuk kemaslahatan umat dan sebaiknya kita meninggalkan hal-hal yang di larang oleh agama.

 

Leave a comment